Dikutip dari Reuters, Kamis (2/4/2018), SCL Group (Strategic Communication Laboratories) bersama anak perusahaannya, Cambridge Analytica dikabarkan tutup. Hal ini disampaikan oleh manajer perusahaan tersebut dalam laporan Wall Street Journal yang dikutip Reuters. Namun belum ada keterangan lebih lanjut terkait hal ini.
Cambridge Analytica merupakan sebuah konsultan politik kelas dunia. Perusahaan itu bahkan mampu memenangkan Donald Trump di Pilpres Amerika Serikat pada tahun 2016.
Perusahaan tersebut memakai data melalui survei dan metode lainnya sehingga memiliki 'big data' guna menggiring opini publik. Dilansir dari BBC, Jumat (6/4), Cambridge Analytica mengatakan psikografi adalah alat yang paling efektif untuk mengendalikan kejiwaan calon pemilih dalam Pemilu. Perkawinan antara data pribadi dengan tes psikologi menghasilkan anak yang sangat berguna, yakni pemetaan psikologi pemilih.
Dalam kasus Facebook, Cambridge Analytica diduga mengambil data pengguna melalui aplikasi kuis atau survei online. Banyak orang secara sukarela mengisi survei online yang tampil di laman Facebook mereka.
Hasilnya dikombinasikan dengan data pribadi pemilik akun Facebook itu sendiri, misalnya kebiasaan berbelanja, mobil apa yang biasa mereka gunakan, hingga tema apa yang mereka sukai di media sosial. Hasilnya adalah profil psikologis pemilik akun Facebook yang mempermudah politisi untuk menyajikan materi kampanye khusus kepada seorang pemilik akun, atau segolongan pemilik akun itu.
Kasus bocornya data pengguna Facebook juga jadi ramai di Indonesia. Perwakilan Facebook bahkan dipanggil oleh DPR RI untuk menjelaskan ihwal kasus tersebut.
Jangan Lupa Kunjungin : Situs Tuanbola Untung Diskon Berkali kali
"Kami telah melakukan perubahan besar atas platform kami pada 2014 lalu, yang akan mencegah kasus seperti Cambridge Analytica terjadi lagi," kata Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari di Gedung Nusantara 2 DPR RI, Jakarta, Selasa (17/4).
Perwakilan Facebook juga telah dipanggil oleh Bareskrim Polri soal kebocoran data. Mereka akan kembali dipanggil oleh Polri.
"Facebook akan kembali dipanggil oleh Bareskrim untuk mendalami, meminta keterangan lebih lanjut. Jadi proses konfirmasi dan mengambil keterangan terus berlanjut. Tentunya koordinasi terus dengan Kominfo," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (30/4).
Facebook mengalami kebocoran data hingga 87 juta pengguna. Di Indonesia, ada kebocoran data pengguna yang mencapai 1.096.666. Data itu diduga digunakan oleh konsultan politik Cambridge Analytica.
No comments:
Post a Comment